Rabu, 15 April 2009

Suara Penyuluh

PENDEKATAN YANG DAPAT DIKEMBANGKAN DALAM RANGKA PENERAPAN
SELEKSI TERNAK DI PEDESAAN

Oleh Elyani Malinda, SP
Penyuluh Pertanian Dinas Peternakan Kab. Lampung Timur


Pendahuluan

Usaha peternakan merupakan bagian yang sangat penting dalam rangka pembangunan pertanian Indonesia. Hal ini dapat dilhat dari sumbangan sub sector peternakan dalam memenuhi kebutuhan gizi dan protein hewani bagi masyarakat.

Pemeliharaan ternak yang biasa dilakukan petani di pedesaan dapat memberikan penghasilan tambahan serta merupakan tabungan bagi petani dan keluarganya.

Pada saat ini usaha peternakan yang dilakukan petani sudah mulai mengarah keusaha peternakan secara komersial, akan tetapi pola usaha masih sebagai usaha sampingan. Pola usaha semacam ini menyebabkan sebagian besar petani belum terlalu memikirkan tentnag peningkatan produktifitas dari ternak yang diusahakannya. Dalam rangka peningkatan produktifitas ternak, salah satu cara yang dapat dilakukan oleh petani adalah dengan melakukan seleksi sederhana. Yang dimaksud dengan seleksi adalah memilih bibit untuk dijadikan tetua yang menghasilkan generasi berikutnya.

Hasil yang diharapkan dari seleksi ini adalah peningkatan produktifitas yang merupakan akibat dari peningkatan mutu genetic ternak.

Seleksi

Seleksi dapat dilakukan berdasarkan data dan informasi yang tersedia. Seleksi dapat dilakukan berdasarkan data atau catatan individu, catatan produksi tetua, catatan produksi kolateral, dan catatan produksi keturunannya. Seleski keturunan merupakan cara seleksi yang paling tinggi kecermatannya, mengingat dengan cara seleksi ini kemampuan individu dalam mewariskan sifat-sifat yang dimiliki kepada keturunannya dapat langsung teruji (Guanrdi, 1990).
Mnurut Martoyo (1990), dalam rangka menerapkan seleksi di pedesaan, yang sasarannya adalah para peternak rakyat perlu dikembangkan pola seleksi yang pelaksanaannya sederhana, mengingat adanya masalah yang akan dihadapi petani ketika menerapkan seleksi yang diantaranya adalah : kesulitan dalam membuat catatan produktifitas secara berulang dan teratur, hasil dan respon yang kecil per satuan waktu, sehingga sulit untuk meyakinkan peternak maupun fihak yang menyediakan dana pelaksanaan akan manfaat seleksi, jumlah pemilikan ternak ekcil, seleksi juga perlu dilaksanakan secara tekun dalam jangka waktu yang panjang, sehingga penyediaan dana yang mantap dan teratur dalam jangka waktu yang panjang sering merupakan kesulitan.
Disamping itu terdapat masalah non teknis yang berupa kesulitan untuk menggerakkan sejumlah besar peternak untuk dapat bekerja sama dalam satu kelompok.

Guna mengatasi masalah ini perlu dikembangkan beberapa pendekatan dengan maksud seleksi harus ditujukan pada satu atau maksimal dua sifat yang akan diperbaiki dengan syarat:

• Herabilitas sifat tersebut sedang sampai tinggi.
• Memiliki nilai ekonomi tinggi
• Dapat diukur pada umur muda dengan tepat/akurat
• Mudah diukur dan tidak memerlukan biaya yang besar untuk mengukurnya.

Metode Seleksi
Cara seleksi yang akan diterapkan di pedesaan harus memiliki syarat:
 Sederhana, misalnya seleksi inividu/massa
 Dapat dilaksanakan tanpa harus memelihara catatan yang memerlukan adminsitrasi yang rumit.
 Pada tahapan lanjut program seleksi dapat diterapkan cara-cara lain seperti seleksi silsilah atau bahkan uji zuriat sederhana.

Tindakan yang dapat meningkatkan minat petani untuk berpartisipasi dalam program seleksi seperti:
• Mengaitkan program seleksi dengan pdogram lain seperti IB, persilangan, penyediaan pakan/HMT, perbaikan pengelolaan teknik pengendalian penyakit, pemasaran hasil dan pemupukan modal usaha dan lain-lain.
• Menunjukkan kepada petani bahwa untuk menikmati hasil seleksi tidak perlu menunggu sampai generasi berikutnya, tetapi dapat dilihat dari berbagai peningkatan produktifitas kelompok ternak yang dikelola oleh kelompok tani seperti peningkatan bobot badan induk, peningkatan angka kelahiran, berkurangnya prosentase kematian, ketersediaan pakan/hijauan yang lebih banyak dan lain – lain.



Pendekatan Kelompok
Untuk ini diperlukan adanya kelompok tani yang akan bertindak sebagai unit pemulian yang memenuhi syarat berikut:
- Kelompok memiliki jumlah ternak yang memenuhi jumlah
minimal 200 ekor.
- Kelompok mencapai kesepatan untuk melaksanakan program
seleksi dengan berbagai aturan yang harus ditaati bersama

Suara Penyuluh

MARI MENGENAL YOGHURT
( Susu Kambing )

Oleh: Elyani Malinda, SP

Produk – produk susu fermentasi telah dikenal dan dikonsumsi manusia sejak berabad-abad yang lalu. Jauh sebelum mikroba ditemukan. Susu fermentasi didefinisikan oleh Oberman (1985) sebagai hasil fermentasi susu segar atau skim atau susu konsentrat yang telah dipasteurisasi maupun disterilisasi dengan menggunakan kultur mikroba tertentu, dimana mikroba tersebut dipertahankan tetap hidup sampai pada saat produk dijual kekonsumen dan diharapkan tidak mengandung mikroba patogen (berbahaya) .

YOGHURT
Yoghurt merupakan minuman dengan bahan dasar susu yang difermentasi dengan dua jenis bakteri yaitu Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus.

Sejarah Yoghurt
Yoghurt merupakan bahan makanan yang berasal dari susu sapi ,susu kambing, susu domba atau susu kerbau dalam bentuk bubur atau es krim dengan rasa asam yang khas. Kata yoghurt berasal dari bahasa Turki kuno yaitu Jugurt yang berarti susu asam Sedangkan menurut Nagazawa dan Harsono (1992), arti yoghurt adalah produk koagulasi susu yang dihasilkan melalui proses fermentasi bakteri asam laktat (BAL) Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus dengan atau penambahan bahan lain yang diizinkan. Yoghurt telah dikenal luas diseluruh dunia terbukti dengan adanya berbagai nama yang diberikan untuk menyebut produk ini antatra lain :
a. Hongaria : Sostej
b. Rumania : Oxygala
c. Turki : Torba Yogurda
d. Irak : Lahan moneschef
e. Lebanon : Labneh
f. India : Dahi
g. Peg Kaukus : Kefir
h. Rusia : Kefir
i. Armenia : Kaumiss
Di negara-negara tersebut yoghurt dibuat dari susu sapi,susu kambing, susu kerbau dan susu kuda. Saat ini yoghurt juga sudah dibuat dengan bahan dasar susu skim bahkan dari sari kacang kedelai.

Type Yoghurt
Type yoghurt yang dibuat diberbagai negara dapat dibedakan menjadi beberapa kategori, yang biasanya didasarkan pada standardisasi, metoda pembuatan, flavor dan proses pemeraman (inkubasi).
Standardisasi yang ditentukan untuk yoghurt berdasarkan pada komposisi kimia produk, misalnya persentase kandungan lemak dan padatan tanpa lemak.
Menurut standar FAO/WHO (1975) yoghurt dengan kadar lemak penuh (diatas 3,0 %), medium (0,5 – 3,0 %) dan kadar lemak rendah (kurang dari 0,5 %).

Berdasarkan metode pembuatannya Yoghurt dibagi menjadi dua type yaitu :
1. Set yoghurt adalah propduk yang pada waktu inkubasi/fermentasi susu berada didalam kemasan kecil dan karakteristiknya tidak berubah hingga siap duijual/konsumsi.
2. yoghurt adalah fermentasi susu yang dilakukan pada wadah yang relatif besar, setelah selesai inkubasi baru dikemas pada wadah yang lebih kecil.

Berdasarkan Flavornya yoghurt dibedakan menjadi :
1. Natural yoghurt atau Plain yoghurt yaitu yoghurt tanpa penambahan bahan lain, sehingga rasa dan baunya sangat tajam
2. Fruit yoghurt yaitu yoghurt yang ditambahkan flavor buah asli atau sintetis serta zat pewarna.

Selain produk yoghurt yang sudah dikenal, saat ini juga sudah bisa ditemukan Soygurt ( yoghurt dengan bahan dasar sari kacang kedelai ).

Manfaat YOGHURT
Yoghurt merupakan minuman fungsional yang berhasiat karena :
1. Lebih mudah dicerna dibandingkan dengan susu biasa.
2. Mengandung nilai pengobatan terhadap :
a. Luka lambung dan usus (infeksi saluran pencernaan)
b. Menurunkan kadar kolesterol sehingga dapat mencegah terjadinya penyumbatan darah/atheroklerosis)
c. Dapat membantu penderita defisiensi enzim lactase dalam tubuhnya
( lactose incoterance)
d. Mengandung antibiotik alami ( bakteriosin )
e. Sebagai anti tumor / mencegah kanker usus
f. Mempercepat penyembuhan bagi penderita penyakit TBC dan penyakit asma terutama yoghurt susu kambing yang mengandung nilai nutrisi lebih baik dari susu lainnya.
g. Dalam bentuk Plain dapat digunakan sebagai masker untuk menghilangkan flek pada wajah dan bekas luka bakar.

TIPS PENYAJIAN YOGHURT
1. agar konsistensi yoghurt (kekentalan) tetap terjaga, jangan menambahkan batu es kedalam yoghurt
2. Apabila menginginkan rasa yang tidak terlalu asam, dapat ditambahkan zat pemanis ( gula, madu, sirop atau jus buah )
3. Dapat dipakai sebagai pengganti mayones pada salad.


oooOO190908OOooo


Sumber : - Milk treatment Division Peternakan Darul Fallah Bogor
- Internet.

Selasa, 27 Januari 2009

Selayang Pandang Pembangunan Peternakan di Kabupaten Lampung Timur


Gambaran Umum Sub Sektor Peternakan di Kabupaten Lampung Timur

Kabupaten Lampung Timur merupakan salah satu dari sepuluh wilayah tingkat II di Propinsi Lampung yang dibentuk pada tahun 1999 dengan dasar UU No. 12 tahun 199 tentang Pembentukan Kabupaten Dati II Way Kanan, Kotamadya Metro, dan Kabupaten Dati II Lampung Tengah, tanggal 20 April 1999. Lampung Timur sebelumnya merupakan Wilayah Pembantu Bupati Lampung Tengah Wilayah Sukadana. Luas Wilayah Kabupaten Lampung Timur adalah 5.325,03 km 2 dengan batas – batas wilayah sebagai berikut; sebelah utara dengan Kab. Lampung Tengah, dan Kab. Tulang Bawang, sebelah selatan dengan Kab. Lampung Selatan, sebelah timur dengan Laut Jawa, dan sebelah barat dengan Kota Metro dan Kab. Lampung Tengah. Kondisi topografi Kab. Lampung Timur adalah berbukit sampai bergunung, daerah berombak sampai bergelombang, daerah dataran aluvial, dataran rawa pasang surut, dan daerah aliran sungai (Sungai Sekampung, Sungai Way Jepara, dan Sungai Seputih). Wilayah Kabupaten Lampung Timur terbagi dalam 24 Kecamatan dengan jumah penduduk pada tahun 2005 adalah 919.017 jiwa, dengan mata pencaharian pada umumnya adalah petani termasuk di dalamnya sub sektor peternakan, perikanan, dan perkebunan. Iklim Kabupaten Lampung Timur berdasarkan Smith and Fergusson termasuk dalam kategori iklim B, dicirikan oleh bulan basah selama 6 bulan yaitu pada bulan Desember – Juni dengan temperatur rata –rata 24 – 34 0 C. Curah hujan merata tahunan sebesar 2000 – 2500 mm. Jenis tanah di Kabupaten Lampung Timur umumnya didominasi oleh tanah jenis podsolik merah kuning, podsolik kekuning – kuningan, latosol coklat kemerahan, latosol merah, hidromorf kelabu, alluvial hidromorf, regosol coklat kekuningan, latosol merah kekuningan, alluvial coklat kelabu, dan latosol merah.
Sebagai implementasi dari Undang-Undang Otonomi Daerah Nomor 22 tahun 1999, dan direvisi menjadi Undang Undang no. 32 tahun 2004, maka tiap-tiap pemerintah daerah berkesempatan untuk mencapai ekonomi regional melalui aktifitas pembangunan yang beragam. Untuk alasan tersebut maka daerah membutuhkan investasi yang besar baik dari pembiayaan daerah melalui APBN/APBD maupun investasi swasta atau perorangan. Salah satu sektor penggerak roda ekonomi Kabupaten Lampung Timur adalah sektor peternakan, dimana keberadaan sektor ini turut memberi andil dalam pemberdayaan ekonomi kerakyatan melalui usaha budidaya ternak oleh masyarakat yang merupakan aset cukup berharga pada masa-masa paceklik.
Potensi peternakan di Kabupaten Lampung Timur pada tahun 2006 adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Populasi Ternak di Kabupaten Lampung Timur
Jenis Ternak Populasi (ekor)
Sapi 59.656
Kerbau 5110
Kambing 97.998
Domba 15.683
Babi 15.356 A
yam buras 2.262.576
Ayam Ras Pedaging 625.7
Ayam Ras Petelur 141.877 I
tik 53.055
(sumber : Dinas Peternakan Kabupaten Lampung Timur)

Jumlah Kelompok Ternak dari berbagai komoditas di Kabupaten Lampung Timur berjumlah 47 (empat puluh tujuh) kelompok aktif tersebar di seluruh wilayah Lampung Timur, dan diantaranya telah mendapatkan beberapa prestasi diantaranya :

1. Juara ke 1 Lomba Tingkat Propinsi Lampung Tahun 2003 untuk komoditas Ayam Buras
atas nama Kelompok Panghegar, Kecamatan Purbolinggo ;
2. Juara ke 2 Lomba Tingkat Propinsi Lampung Tahun 2003 untuk komoditas Kambing atas
nama Kelompok Sumber Rezeki, Kecamatan Labuhan Ratu;
3. Juara ke 1 Lomba Tingkat Propinsi Lampung Tahun 2004 untuk komoditas Ayam Buras
atas nama Kelompok Tunas Qencono , Kecamatan Way Bungur ;
4. Juara ke 2 Lomba Tingkat Propinsi Lampung Tahun 2004 untuk komoditas Sapi Potong
atas nama Kelompok Karya Lestari , Kecamatan Way Bungur
5. Juara ke 3 Lomba Tingkat Propinsi Lampung Tahun 2004 untuk komoditas Kambing atas
nama Kelompok Sumber Rezeki, Kecamatan Labuhan Ratu
6. Juara ke 2 Lomba Tingkat Propinsi Lampung Tahun 2005 untuk komoditas Kambing atas
nama Kelompok Sumber Rezeki, Kecamatan Labuhan Ratu.
7. Juara ke 3 Lomba Tingkat Propinsi Lampung Tahun 2005 untuk komoditas Ayam Buras
atas nama Kelompok Perintis Jaya II, Kecamatan Purbolinggo.
8. Juara ke I Kontes Ternak Tingkat Provinsi Lampung untuk kategori Sapi P.O. Betina.
9. Juara ke 2 Kontes Ternak Tingkat Provinsi Lampung untuk kategori Sapi Peranakan Silang
Betina.
10. Juara ke 3 Kontes Ternak Tingkat Provinsi Lampung untuk kategoriSapi P.O Jantan.
11. Juara Harapan ke I Kontes Ternak Tingkat Provinsi Lampung untuk kategor Kambing
Jantan.
12. Juara ke IV pada Lomba Kelompok Tani Ternak Tingkat Nasional Tahun 2008 untuk
kategori Kelompok Pembudidaya Ayam Buras atas nama Kelompok Tani Ternak Tunas
Qencono Kecamatan Way Bungur.

Perkembangan perbibitan ternak sangat berpengaruh pada peningkatan pendapatan peternak yang ada di Lampung Timur. Hal ini ditunjukan dengan meningkatnya tenaga inseminator (mantri kawin suntik)dari 25 (dua puluh lima) orang pada tahun 2006 menjadi sebanyak 41 (empat puluh satu) pada tahun 2008 orang tersebar di semua kecamatan yang rata – rata dapat menghabiskan 1000 dosis mani beku per bulannya. Hasil sinergis yang ditunjukkan dengan program Inseminasi Buatan tersebut adalah peningkatan jumlah kelahiran hasil kawin suntik yang tercatat yaitu sebanyak 2613 pada tahun 2000 menjadi 8885 pada th 2008. Bagi petani peternak kegiatan ini memberikan nilai tambah berupa peningkatan nilai jual ternak hasil IB sebesar kurang lebih 2 juta rupiah sehingga pada peternak di Kabupaten Lampung Timur mendapatkan hasil kurang lebih Rp 4 milyar, dengan total asset di masyarakat kurang lebih senilai 13 milyar .
Perkembangan sarana dan prasarana di Kabupaten Lampung Timur yaitu dengan telah tersedianya Rumah Potong Hewan di Kecamatan Labuhan Ratu dan Rumah Potong Unggas di Kecamatan Way Jepara, dan beberapa kelompok ternak telah berhasil membangun 5 (lima) unit biogas di wilayahnya.